Bumi memiliki satu satelit alami yang disebut bulan, Bulan mengitari bumi dengan periode 29 hari 12 jam 44 menit dan 3 detik atau yang disebut dengan Bulan Sinodik. Perputaran bulan mengelilingi bumi ini sangat berguna sekali bagi kebutuhan manusia di bumi, yaitu dapat digunakan untuk penanggalan atau kalender. Melalui revolusi bulan mengelilingi bumi terjadilah apa yang disebut dengan Fase-fase bulan, mulai dari bulan sabit, setengah penuh, purnama, sampai bulan mati. dahulu orang menggunakan fase bulan ini untuk menentukan waktu kalender bahkan sampai sekarang.
Bulan memiliki diameter sekitar ¼ kali diameter Bumi, massanya 1/81 kali massa bumi, gravitasi 1/6 kali gravitasi bumi dan kerapatan bulan hampir sama dengan kerapatan bumi, yaitu sekitar 3/5 kali kerapatan bumi.
Bulan dapat diamati dari bumi karena jaraknya lebih dekat daripada jarak planet atau bintang-bintang yang lain. Kalau kita mengamati saat bulan purnama bulan memiliki bagian yang terang (terdiri atas bukit-bukit yang tinggi) dan bagian yang gelap (bagian yang lebih rendah). Bagian yang gelap ini disebut dengan “maria” (sekumpulan air),karena pada zaman dahulu orang mengira di bulan terdapat laut.
Walaupun memang jarak bulan ke bumi lebih dekat ketimbang jarak benda langit lainnya, namun bagaimanakah cara menentukan/mengukur jarak bumi ke bulan?
Tentu, untuk mengukur jarak bumu-bulan kita tidak bisa melakukannya dengan pengukuran langsung, melainkan dengan menggunakan pengukuran tak langsung.
coba kalian baca terlebih dahulu artikel yang membahas Cara Mengukur Massa Bumi
Sama halnya dengan cara mengukur Massa bumi, cara mengukur Jarak Bumi-bulan menggunakan pengukuran tak langsung. ada beberapa Metode untuk menentukan Jarak Bumi sampai Ke bulan, antara lain,
Pengukuran Jarak bumi-bulan telah dilakukan sejak 130 SM oleh Hipparchus (astronomi, matematikawan dari Yunani). Hipparchus mengukur jarak bumi bulan pada saat gerhana bulan. Saat terjadi gerhana bulan Hipparchus mengukur lama waktu bulan mulai menghilang sampai muncul kembali.
Karena bulan berputar mengelilingi bumi, bulan akan bergerak dari titik A ke titik B, pengamat di bumi akan melihat bulan di titik A separuh penuh kemudian lama-kelamaan bulan akan menuju bayangan umbra dan akan mulai menghilang, setelah beberapa jam bulan akan muncul kembali.
Di titik B pengamat di bumi juga akan melihat bulan nampak Separuh penuh, karena bulan mengitari bumi satu putaran atau 360oatau 2π radian selama satu bulan, maka sudut AOB dapat diketahui dengan menghitung lama waktu bulan dari A ke B .
Hipparchus juga menghitung bahwa sudut AOB sama dengan 2,5α , dimana α adalah sudut antara PCR yang menurut pengukurannya sebesar 0,553 = 0,00965 rad. Maka jarak bulan bumi dapat dicari dengan memperhatikan gambar di atas.
Dengan mengetahui jari-jari bumi , maka jarak bumi-bulan dapat ditentukan. Dengan memasukkan α sebesar 0,00965 maka ia memperoleh jarak bumi-bulan sebesar 3,77 x 108 m. hasil ini cukup baik. Perhitungan modern mendapatkan hasil sebesar 3,84 x 108m.
2. Metode Segitiga
Cara lain untuk menentukan jarak bumi-bulan adalah menggunakan trigonometri sederhana.
Pada saat yang sama bulan di ukur dari dua tempat yang berbeda dengan jarak yang jauh. Dari titik A orang mengukur sudut depresi antara dia dengan bulan, pada waktu yang sama di titik B oraang juga menukur sudut depresi antara dia dengan bulan. Hal ini akan lebih mudah dilakukan saat bulan hampir berada di atas kedua orang tersebut. Maka sudut AOB dapat diketahui. Jika sudut AOB sudah diketahui maka jarak bumi bulan dapat dicari D = AB X α, dimana α adalah sudut AOB dalam satuan radian. (catatan: dalam pengkuran ini jari-jari bumi dan jari-jari bulan diabaikan)
3. Metode laser
Metode ini adalah metode yang paling modern, praktis, akurat dan sederhana. Prinsip dari metode ini adalah pemantulan gelombang. Dengan meletakkan retroreflektordi bulan yang dilakukan oleh tim Apollo 11, maka sinar laser yang ditembakkan dari bumi dapat dipantulkan kembali ke bumi.
Dengan menghitung waktu bolak-balik sinar laser yang ditembakkan ke bulan, jarak bumi bulan dapat dihitung D = c t/2 , dimana c adalah kecepatan cahaya di ruang hampa yaitu sebesar 299792458 m/s dan t adalah selang waktu saat laser ditembakkan sampai kembali lagi ke bumi.dengan metode ini didapat hasil dengan nilai ketidakpastian hanya 15 cm.
Dengan menghitung waktu bolak-balik sinar laser yang ditembakkan ke bulan, jarak bumi bulan dapat dihitung D = c t/2 , dimana c adalah kecepatan cahaya di ruang hampa yaitu sebesar 299792458 m/s dan t adalah selang waktu saat laser ditembakkan sampai kembali lagi ke bumi.dengan metode ini didapat hasil dengan nilai ketidakpastian hanya 15 cm.
Sekian, Semoga Bermanfaat
Referensi : Yohanes Surya . Olimpiade Fisika
0 komentar: