Bulan Sinodik Dan Siderik Lengkap - Anak Fisika

Bulan Sinodik Dan Siderik Lengkap

on Senin, 13 November 2017 - Tidak ada komentar:

Bulan sebagai satelit alami bumi selalu setia mengikuti dan berevolusi mengelilingi bumi. Sebagai benda angkasa yang periode revolusinya dapat dikatakan selalu tetap maka bulan dapat digunakan sebagai penanda waktu atau kalender.

Dalam mengelilingi bumi, orbit bulan berbentuk elips dengan panjang sumbu semi-mayornya 384.400 km dengan Eksentrisitas 0,055. Karena orbit bulan berbentuk elips, maka jarak bumi-bulan akan berbeda-beda.
Jarak terdekat bumi-bulan disebut dengan Perigee adalah sekitar 356.400 km yang diukur dari pusat bumi ke pusat bulan. Sedangkan jarak terjauh bumi-bulan yang disebut dengan Apogee adalah sekitar 406.700 km. orbit bullan juga miring sebesar 5o terhadap bidang ekliptika.

sabit, kuartir, benjol, purnama

Bulan dalam periode revolusinya mengelilingi bumi, dikenal dua istilah yaitu Periode Siderik atau Bulan Siderik dan Periode Sinodik atau Bulan Sinodik. Apa dan bagaimana perbedaan keduanya?

Bulan Siderik adalah selang waktu bulan untuk mengelilingi bumi tepat satu putaran atau 360o. untuk mengetahui perputaran sebesar 360o maka perlu titik acuan yang dianggap tetap atau tidak bergerak, titik acuan yang digunakan adalah bintang yang sangat jauh. Periode siderik sekitar 27 1/3 hari atau lebih tepatnya 27,322 hari.

Sedangkan Bulan Sinodik adalah periode bulan berdasarkan fase-fase bulan, yaitu mulai dari bulan baru sampai bulan baru berikutnya. Fase bulan adalah bentuk bulan yang berbeda-beda (sabit, kuartir, benjol, purnama) yang dilihat oleh pengamat di bumi. Bulan tampak bersinar karena memantulkan cahaya matahari. 

Setengah bagian bulan yang menghadap ke matahari akan terang dan sebaliknya, Setengah bagian yang membelakangi matahari akan gelap. Akan tetapi fase bulan yang terlihat dari bumi bergantung pada kedudukan relatif matahari, bulan, dan bumi. Karena bumi sebagai tempat pengamat juga berevolusi mengelilingi matahari, maka bulan harus berevolusi lebih dari satu putaran untuk dapat membentuk fase bulan dari bulan baru sampai bulan baru berikutnya.
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar di bawah ini !!

revolusi bulan-bumi

Ketika bumi berada pada kedudukan E1 dan bulan berada pada kedudukan M1, matahari, bumi dan bulan berada pada satu garis lurus dimana bulan berada di antara bumi dan matahari, kedudukan ini disebut dengan Konjungsi

Bagian bulan yang menghadap bumi tampak gelap, fase ini disebut dengan Bulan baru. Saat bumi berevolusi dan sampai pada kedudukan E2 bulan juga telah berevolusi mengelilingi bumi sebesar satu putaran penuh (360o) dalam selang waktu 27 1/3 hari pada kedudukan M2, Periode 27 1/3 hari inilah yang disebut dengan Bulan Siderik, namun karena kedudukan bumi telah berpindah, pengamat di bumi melihat bulan belum pada fase bulan baru berikutnya. 

Untuk mencapai fase bulan baru, bulan harus berevolusi lagi dengan sudut sebesar θ agar tiba di kedudukan M3 yaitu ketika matahari, bulan, dan bumi berada pada satu garis dan bulan mengalami fase bulan baru. Selang waktu dari fase bulan baru sampai bulan baru berikutnya memerlukan waktu 29 ½ hari, Periode 29 ½ hari inilah yang disebut dengan Bulan Sinodik.

Sekian, Semoga Bermanfaat
By : Dede Taufiq

Anonim About Anonim

Salam Farmasi Indonesia, artikel yang dibuat insyaallah berasal dari sumber terpercaya, baik itu dari site, buku, ataupun jurnal .Tetapi bila ada kesalahan silahkan beritahu saya. ^-^ .

Get Updates

Subscribe to our e-mail newsletter to receive updates.

Share This Post

Related posts

0 komentar:

© 2016 Anak Fisika. WP Theme-Taufiq converted by Dede Taufiq
Blogger templates. Proudly Powered by Blogger.